Dalam rangka meningkatkan mutu akademik menuju World Class University, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) kembali menggelar Asesmen Lapangan Akreditasi secara luring.
Asesmen Lapangan yang berlangsung pada Minggu hingga Selasa, 27-29 April 2025 dilakukan oleh delapan asesor dari Lembaga Akreditasi Mandiri Sains Alam dan Ilmu Formal (LAMSAMA), lembaga akreditasi mandiri yang menguji dan menjamin mutu program studi pada bidang sains alam dan ilmu formal.
Adapun delapan asesor yang hadir, yakni Profesor Dr. Retna Apsari, M.Si., dari Universitas Airlangga dan Dr. Mohammad Taufik, M.Si., dari Universitas Padjajaran sebagai penguji Program Studi Fisika. Profesor Dr. Julius Lesmono, S.Si., S.E., M.Sc., M.T., dari Universitas Katolik Parahyangan dan Profesor Subchan, S.Si., M.Sc., Ph.D., dari Institut Sepuluh Nopember sebagai penguji Program Studi Matematika.
Sementara itu, Profesor Amin Setyo Leksono, S.Si, M.Si, Ph.D., dari Universitas Brawijaya dan Profesor Dr. Dra. Mariana Wahyudi, M.Si., dari Universitas Surabaya sebagai penguji Program Studi S1 Biologi. Profesor Dr. L. Hartanto Nugroho, M.Agr., dari Universitas Gadjah Mada dan Profesor Dr. Enny Zulaika, M.P., dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember sebagai penguji Program Studi S2 Biologi.
Tingkatkan mutu akademik
Dalam pembukaan asesmen, Senin (28/04/2025), Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kewirausahaan Profesor Eko Sediyono menegaskan komitmen dan konsistensi UKSW dalam menjamin mutu akademik sebagai upaya bersama mengawal universitas menuju taraf internasional.
“Akreditasi program studi ini merupakan rutinitas lima tahunan dan kami sudah membiasakan diri untuk melakukan penjaminan mutu internal secara rutin di bawah pimpinan Kepala Lembaga Penjaminan Mutu (LPM), jadi kami secara rutin sudah melaksanakan monitoring dan evaluasi,” ujar Profesor Eko.
Profesor Eko juga berharap melalui serangkaian Asesmen Lapangan, para asesor dapat memberikan saran konstruktif guna meningkatkan kualitas akademik. Hal ini tentu merupakan bagian dari proses evaluatif yang harus terus dilakukan.
“Kami berharap asesor memberikan masukan dan saran kepada program studi, tentu saja ada celah-celah yang harus diperbaiki. Hal ini harus terus dilakukan hingga mencapai pada tingkat global,” tambah Profesor Eko.
Akreditasi sebagai prioritas
Selain itu, Ketua Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW) Drs. M.Z. Ichsanudin, M.M., mengingatkan perjuangan mengawal dan meningkatkan mutu serta pelayanan akademik masihlah panjang. Kendati tidak sempurna, perbaikan dan bekerja sama sebaik-baiknya menjadi prioritas utama sebagai civitas academica.
“Meskipun S2 Program Studi Biologi telah terakreditasi dan saya memberikan penghargaan kepada Pak Dekan, tapi masih banyak yang harus diperjuangkan, langkah kita tidak sampai di sini, harapan kita tentu dapat raihan paling baik, dan itu tak lepas dari proses asesmen,” tutur Drs. Ichsanudin.
Sementara itu, ketua asesor Program Studi S1 Matematika, Profesor Julius menyampaikan apresiasinya atas sambutan hangat yang diberikan. Ia menekankan bahwa asesmen lapangan merupakan bagian penting untuk memverifikasi capaian program studi berdasarkan data yang telah disampaikan.
“Saya ucapkan terima kasih telah diterima dengan baik. Dan selama dua hari ini kami akan melakukan konfirmasi terhadap apa-apa yang telah tertulis. Artinya kami ingin bagaimana menjadikan Program Studi Matematika dan Fisika semakin baik dan baik,” ujar Profesor Julius.
Diketahui acara pembukaan Asesmen Lapangan Akreditasi digelar secara terpisah di gedung Fakultas Sains dan Matematika (FSM) kemudian dilanjutkan di gedung Fakultas Biologi. Dalam pembukaan asesmen FSM, turut hadir Dekan FSM Dr. Wahyu H. Kristiyono, M.Pd., Kaprodi S1 Fisika Dr. Nur Aji Wibowo, Kaprodi S1 Matematika Rachel Wulan N. Wijaya, M.Phil. Sementara Fakultas Biologi, turut hadir dekan Fakultas Biologi Rully Adi Nugroho Ph.D., Kaprodi S1 Biologi Dr. V. Irene Meitiniarti, M.P., Kaprodi S2 Biologi Dr. Sri Kasmiyati, M.Si., serta Kepala Unit Penjaminan Mutu Fakultas Drs. Agna Sulis krave, M.Sc., Ph.D.
Melalui pelaksanaan Asesmen Lapangan Akreditasi ini, UKSW menunjukkan dukungan nyata terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDGs ke-4 pendidikan berkualitas, dan SDGs ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan. Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 28 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai "Creative Minority" yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat.
Salam Satu Hati UKSW!