Home > Berita & Event > Anak-Anak Memegang Kendali: Konferensi "Find The Code" Lahir dari Keprihatinan dan Kepekaan Remaja SMP Arunika
Anak-Anak Memegang Kendali: Konferensi "Find The Code" Lahir dari Keprihatinan dan Kepekaan Remaja SMP Arunika
Admin - November 02, 2025

Salatiga, 1 November 2025 — Di tengah gempuran media dan kompleksnya permasalahan remaja masa kini, suara mereka yang paling memahami seringkali justru terdengar paling pelan. Namun, sekelompok siswa kelas 9 SMP Arunika memilih untuk tidak tinggal diam. Dengan penuh keprihatinan dan kepekaan, mereka mengobservasi, merenung, lalu bertindak. Hasilnya adalah sebuah konferensi unik bertajuk "FIND THE CODE: Konferensi Anak untuk Membaca Dunia dan Menciptakan Solusi."

Ini bukanlah konferensi biasa yang diinisiasi oleh orang dewasa. Ini adalah sebuah gerakan dari, oleh, dan untuk anak muda. Sebanyak 200 siswa SD (kelas 4-6) dan SMP dari Salatiga dan sekitarnya akan berkumpul bukan sebagai peserta pasif, melainkan sebagai "Detektif Perubahan."

Dari Observasi ke Aksi Nyata: Sebuah Inisiatif yang Lahir dari Ruang Kelas

Apa yang mendorong anak-anak kelas 9 ini menjadi panitia sebuah konferensi? Jawabannya adalah kepekaan. Semua berawal dari stimulus yang diberikan oleh Kak Bayu, Kepala SD School of Life Lebah Putih yang memberi tantangan untuk menumbuhkan kepekaan. Melalui observasi terhadap masalah di sekitar mereka—mulai dari perundungan, tekanan sosial, hingga pengaruh media terhadap kesehatan mental—mereka menyadari bahwa remaja membutuhkan wadah untuk memahami emosi, mengasah empati, dan terutama, untuk didengarkan.

"Kami lelah hanya menjadi penonton. Kami melihat masalah, kami merasakannya, dan kami yakin kami punya peran untuk memperbaikinya. Event ini adalah cara kami untuk membekali teman-teman sebaya dengan 'kode' untuk memahami diri sendiri dan dunia, lalu bersama-sama menciptakan solusinya," ujar Rasya, leader project dari kelas 9 SMP Arunika.

"Find The Code": Sebuah Petualangan Belajar dan Berkolaborasi

Konferensi "Find The Code" dirancang sebagai sebuah pengalaman interaktif yang membekali peserta dengan alat-alat penting untuk menjadi agen perubahan.

Pembekalan 'Kode Dasar': Peserta dibekali dengan kelas-kelas inspiratif, termasuk sesi bersama psikolog untuk mengenali dan mengelola emosi serta mengasah empati. Mereka juga akan belajar public speaking untuk mampu mengutarakan gagasan dengan percaya diri dan jelas.

Simulasi Konferensi "Find The Code": Setelah mendapatkan "input" yang sama, para peserta akan berubah menjadi detektif dalam sebuah konferensi anak. Mereka akan menganalisis studi kasus nyata, berdiskusi, dan berkolaborasi untuk "membongkar kode-kode tersembunyi" di balik permasalahan remaja dan menciptakan solusi kreatif.

Deklarasi dan Audiensi: Gagasan yang Didengarkan: Hasil dari konferensi ini tidak berhenti di ruangan. Solusi dan gagasan yang lahir dari pemikiran peserta akan dirumuskan dalam sebuah Deklarasi Anak. Yang lebih membanggakan, deklarasi ini akan disampaikan langsung kepada pembuat kebijakan terkait dalam sebuah audiensi, memastikan bahwa suara mereka tidak hanya sampai di telinga sesama remaja, tetapi juga sampai pada pihak yang dapat mewujudkan perubahan tersebut.

Konferensi "Find The Code" adalah bukti bahwa kepedulian sosial dan jiwa kepemimpinan tidak mengenal usia. Inilah momen di mana anak-anak tidak lagi ditanya "Apa cita-citamu?", tetapi "Apa solusimu untuk dunia?"

Antusiasme Peserta: Senang Bisa Terlibat dan Berdampak untuk Lingkungan

Merespons konferensi ini, para peserta menyambut dengan antusias. Bagi mereka, ini bukan sekadar acara, tetapi sebuah kesempatan berharga.

"Saya sangat senang dan tidak sabar untuk ikut konferensi ini. Selama ini saya sering lihat masalah seperti teman yang diejek atau merasa stres karena pelajaran, tapi bingung harus berbuat apa. Di 'Find The Code', saya merasa akhirnya ada wadah dimana suara kami didengarkan dan diajak untuk mencari solusi bersama," ungkap Ina, siswi kelas 5 SD School of Life Lebah Putih.

Harapan serupa diungkapkan oleh Julia, siswa kelas 8 dari Mts Rolas Noltelu. "Biasanya kami hanya mengeluh tentang masalah di sekolah atau di lingkungan main, tapi jarang ada yang mendengar. Dengan ikut acara ini, saya merasa punya kesempatan untuk membawa perubahan, dimulai dari hal-hal kecil di sekitar saya. Senang sekali bisa bertemu dengan banyak teman yang punya kepedulian sama, dan bersama-sama kami bisa melakukan sesuatu yang positif."

 

Tentang Panitia:

Konferensi ini diinisiasi dan diselenggarakan sepenuhnya oleh siswa-siswa kelas 9 SMP Arunika, Salatiga, yang tergerak untuk menciptakan dampak positif bagi remaja seusia mereka.